Sistem operasi
terdistribusi sejati memiliki arsiitektur software yang unik. Arsitektur
software ini dikarakterkan dalam objek di dalam hubungan antara klien dan
server. Proses-proses yang terjadi di klien menggunakan remote procedure yang
memanggil dan mengirimkan request ke server untuk memproses data atau objek
yang dibawa. Tiap objek yang dibawa memiliki karakteristik yang disebut sebagai
kapabilitas. Kapabilitas ini besarnya adalah 128 bits. 48 bits pertama
menunjukkan servis mana yang memiliki objek tersebut. 24 bits berikutnya adalah
nomor dari objek. 8 bits berikutnya menampilkan operasi yang diijinkan terhadap
objek yang bersangkutan. Dan 48 bits terakhir merupakan “check field” yang
merupakan field yang telah terenkripsi agar tidak dapat dimodifikasi oleh
proses yang lain.
Operasi diselesaikan
oleh RPC (remote procedure calls) yang dibuat oleh klien di dalam proses yang
kecil dan ringan. Proses dengan tipe seperti ini memiliki bidang alamat
sendiri, dan bisa saja memiliki satu atau lebih hubungan. Hubungan ini ketika
berjalan memiliki program counter dan stack sendiri, tetapi dapat saling
berbagi kode dan data antara hubungan lain di dalam proses. Ada 3 macam basis
panggilan sistem yang dapat digunakan dalam proses yang dimiliki user, yaitu
do_operation, get_request, dan send_reply. Bagian yang pertama mengirimkan
pesan ke server, setelah proses memblok sampai server mengirimkan balasan.
Server menggunakan panggilan sistem
ke dua untuk mengindikasikan bahwa server akan menerima pesan pada port
tertentu. Server juga menggunakan panggilan sistem ke tiga untuk mengirimkan
kembali informasi ke proses yang dipanggil.
Dengan dibangun dari perintah sistem
yang primitif, maka sistem ini menjadi antarmuka untuk program aplikasi. Hal
ini diselesaikan oleh tingkat dari pengarahan yang mengijinkan pengguna untuk
berfikir terhadap struktur ini sebagai objek dan operasi-operasi terhadap objek
ini. Berhubungan dengan objek-objek adalah class. Kelas dapat berisi kelas yang
lain dan juga hierarki secara alami. Pewarisan membuat antarmuka objek untuk
implementasi manipulasi objek seperti menghapus, membaca, menulis, dan
sebagainya.
Jenis Sistem Operasi Terdistribusi
Ada berbagai macam sistem operasi
terdistribusi yang saat ini beredar dan banyak digunakan. Keanekaragaman sistem
ini dikarenakan semakin banyaknya sistem yang bersifat opensource sehingga
banyak yang membangun OS sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing, yang
merupakan pengembangan dari OS opensource yang sudah ada. Beberapa contoh dari
sistem operasi terdistribusi ini diantaranya :
Amoeba
(Vrije Universiteit). Amoeba adalah sistem berbasis mikro-kernel yang tangguh yang menjadikan
banyak workstation personal menjadi satu sistem terdistribusi secara
transparan. Sistem ini sudah banyak digunakan di kalangan akademik, industri,
dan pemerintah selama sekitar 5 tahun.
Angel
(City University of London). Angel didesain sebagai sistem operasi terdistribusi yang
pararel, walaupun sekarang ditargetkan untuk PC dengan jaringan berkecepatan
tinggi. Model komputasi ini memiliki manfaal ganda, yaitu memiliki biaya awal
yang cukup murah dan juga biaya incremental yang rendah. Dengan memproses
titik-titik di jaringan sebagai mesin single yang bersifat shared memory,
menggunakan teknik distributed virtual shared memory (DVSM), sistem ini
ditujukan baik bagi yang ingin meningkatkan performa dan menyediakan sistem
yang portabel dan memiliki kegunaan yang tinggi pada setiap platform aplikasi.
Chorus
(Sun Microsystems). CHORUS
merupakan keluarga dari sistem operasi berbasis mikro-kernel untuk mengatasi
kebutuhan komputasi terdistribusi tingkat tinggi di dalam bidang
telekomunikasi, internetworking, sistem tambahan, realtime, sistem UNIX, supercomputing,
dan kegunaan yang tinggi. Multiserver CHORUS/MiX merupakan implementasi dari
UNIX yang memberi kebebasan untuk secara dinamis mengintegrasikan bagian-bagian
dari fungsi standar di UNIX dan juga service dan aplikasi-aplikasi di dalamnya.
GLUnix (University of California, Berkeley). Sampai saat ini, workstation dengan
modem tidak memberikan hasil yang baik untuk membuat eksekusi suatu sistem
operasi terdistribusi dalam lingkungan yang shared dengan aplikasi yang
berurutan. Hasil dari penelitian ini adalah untuk menempatkan resource untuk
performa yang lebih baik baik untuk aplikasi pararel maupun yang
seri/berurutan. Untuk merealisasikan hal ini, maka sistem operasi harus
menjadwalkan pencabangan dari program pararel, mengidentifikasi idle resource
di jaringan, mengijinkan migrasi proses untuk mendukung keseimbangan loading,
dan menghasilkan tumpuan untuk antar proses komunikasi
Anggota Kelompok :
1. Raditya Pratam Putra
2. Nick Alexander
3. Muchamad jefri ardiansyah
4. Anissa Tri Larasati
Anggota Kelompok :
1. Raditya Pratam Putra
2. Nick Alexander
3. Muchamad jefri ardiansyah
4. Anissa Tri Larasati